Tak Tahu Penyu Dilarang, Nenek Ini Minta Dibebaskan dari Bui
Jakarta - Sudah 19 hari lamanya nenek Rosita mendekam di balik jeruji besi Mabes Polri. Ia diamankan karena kedapatan menjual binatang dilindungi, penyu di Pasar Mede Kemuning, Jatinegara, Jakarta Timur pada 10 Januari lalu.
Putri Rosita, Izzah mengaku, ia maupun ibunya tak tahu bahwa penyu adalah binatang dilindungi dan tidak boleh diperjualbelikan. Menurutnya, ibunya baru beberapa kali menjual penyu yang diambil dari langganannya.
"Mama saya kan biasa dagang kura-kura, waktu mau ambil di kios langganannya, ditawari penyu kecil-kecil. Yaudah diambil aja karena enggak tahu kalau dilindungi," ujar Izzah kepada detikcom, Jumat (29/1/2016).
Menurut Izzah, kala itu Rosita mengambil 4 ekor penyu. Selain penyu dan kura-kura, nenek yang tinggal di Jl Pondok Dayung Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur itu juga menjual ikan, hamster, pakan, batu kecil dan hiasan-hiasan lainnya. Tiba-tiba sore harinya saat ada sidak dari Mabes Polri, Rosita turut diamankan karena ditemukan 4 ekor penyu di lapaknya. Mereka dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa.
"Ada 4 orang lain yang ikut diamankan bersama mama saya. Ibu-ibu yang punya 12 penyu dan bapak-bapak yang punya binatang lain yang dilindungi tapi bukan penyu. Mereka semua pedagang kaki lima yang jualan di pinggir jalan," ujar Izzah.
Izzah menyayangkan sikap polisi yang langsung menangkap ibunya dan keempat pedagang lainnya. Sebab menurutnya, selama ini tak pernah ada sosialisasi binatang apa saja yang tidak boleh diperjualbelikan.
"Harusnya diberi surat peringatan dulu. Kalau dikasih tahu, kita juga enggak akan melanggar hukum kok. Mama saya jualan cuma untuk makan doang," ujarnya.
Izzah mengaku tak ada di lokasi saat razia tersebut berlangsung. Saat itu ia masih bekerja dan baru diberi tahu oleh kakaknya pada malam hari. Ia berharap, polisi dapat segera membebaskan ibunya karena ketidaktahuannya tersebut.
"Saya harap mama saya segera dibebaskan. Kasihan adik saya masih sekolah," ucapnya.
Putri Rosita, Izzah mengaku, ia maupun ibunya tak tahu bahwa penyu adalah binatang dilindungi dan tidak boleh diperjualbelikan. Menurutnya, ibunya baru beberapa kali menjual penyu yang diambil dari langganannya.
"Mama saya kan biasa dagang kura-kura, waktu mau ambil di kios langganannya, ditawari penyu kecil-kecil. Yaudah diambil aja karena enggak tahu kalau dilindungi," ujar Izzah kepada detikcom, Jumat (29/1/2016).
Menurut Izzah, kala itu Rosita mengambil 4 ekor penyu. Selain penyu dan kura-kura, nenek yang tinggal di Jl Pondok Dayung Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur itu juga menjual ikan, hamster, pakan, batu kecil dan hiasan-hiasan lainnya. Tiba-tiba sore harinya saat ada sidak dari Mabes Polri, Rosita turut diamankan karena ditemukan 4 ekor penyu di lapaknya. Mereka dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa.
"Ada 4 orang lain yang ikut diamankan bersama mama saya. Ibu-ibu yang punya 12 penyu dan bapak-bapak yang punya binatang lain yang dilindungi tapi bukan penyu. Mereka semua pedagang kaki lima yang jualan di pinggir jalan," ujar Izzah.
Izzah menyayangkan sikap polisi yang langsung menangkap ibunya dan keempat pedagang lainnya. Sebab menurutnya, selama ini tak pernah ada sosialisasi binatang apa saja yang tidak boleh diperjualbelikan.
"Harusnya diberi surat peringatan dulu. Kalau dikasih tahu, kita juga enggak akan melanggar hukum kok. Mama saya jualan cuma untuk makan doang," ujarnya.
Izzah mengaku tak ada di lokasi saat razia tersebut berlangsung. Saat itu ia masih bekerja dan baru diberi tahu oleh kakaknya pada malam hari. Ia berharap, polisi dapat segera membebaskan ibunya karena ketidaktahuannya tersebut.
"Saya harap mama saya segera dibebaskan. Kasihan adik saya masih sekolah," ucapnya.
EmoticonEmoticon