Teheran, - Ketua parlemen Iran Ali Larijani mengecam penembakan pesawat tempur Rusia oleh jet F-16 Turki. Dicetuskannya, Turki telah membuat kesalahan besar dengan menembak jatuh pesawat Rusia tersebut di dekat perbatasan Suriah.
Larijani menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Luxembourg, Jean Asselborn di Teheran, Iran seperti dilansir media Press TV, Kamis (26/11/2015).
Politikus Iran itu juga mengkritik sikap Presiden AS Barack Obama dan pemerintahannya yang mendukung Turki soal serangan tersebut. "Dukungan Obama atas tindakan ini merupakan kesalahan yang jauh lebih besar, yang makin meningkatkan konflik di wilayah ini," tutur Larijani.
Sebelumnya, Obama menyampaikan dukungannya pada Turki setelah jet tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat Su-24 Rusia karena dianggap melanggar wilayah udaranya. "Turki, seperti halnya semua negara, berhak mempertahankan wilayah dan ruang udaranya," kata Obama.
Penembakan pesawat Rusia ini menjadi salah satu insiden paling serius antara Turki, yang merupakan negara anggora NATO dengan Rusia dalam setengah abad terakhir. NATO sendiri telah menyatakan dukungannya untuk Turki, sembari menyerukan semua pihak tetap tenang.
Versi otoritas Rusia menyebut, pesawatnya diserang ketika masih mengudara di dalam wilayah Suriah, atau sekitar 1 kilometer dari perbatasan. Presiden Vladimir Putin bahkan mengingatkan soal konsekuensi serius pada hubungan kedua negara usai insiden ini. Tidak hanya itu, Putin juga menyebut Turki telah menikam Rusia dari belakang serta menyebut Turki sebagai kaki tangan teroris.
Namun dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB, Turki menyatakan pesawat Rusia itu ditembak jatuh di wilayah udaranya. Turki menyebut ada dua pesawat, yang saat itu tidak diketahui asal negaranya, masuk ke dalam wilayah udara Turki selama 17 detik. Peringatan pun telah diberikan agar pesawat-pesawat itu berputar arah, bahkan disebut ada 10 kali peringatan dalam waktu 5 menit.
EmoticonEmoticon